Postingan kali ini merupakan kisah seorang Akuntan yang dibuat bingung
oleh 2 orang awam yang ingin bisnis, tapi pada akhir kisah sang Akuntan
tersadar dari kekurangan ilmu akuntansi yang selama ini ia pelajari.
Alkisah, ada seorang pria datang ke tempat praktik seorang Akuntan,
tentunya untuk berkonsultasi, minta nasihat wejangan dari sang Akuntan
dong...Pria itu ingin berkonsultasi masalah usaha yang akan dijalankan.
Pria : "Pak, saya rencananya mau buka usaha ni."
Akuntan : "Usaha apa pak ?"
Pria : "Saya mau buka usaha fotocopy di daerah dekat kampung saya pak.
kira-kira bagaimana prospek usaha ini nantinya pak, apa ada kemungkinan
saya untung atau malahan bakalan buntung pak."
Akuntan : "Sebentar pak, saya coba hitungkan dulu."
(Sang Akuntan mulai menghitung berdasarkan ilmu akuntansinya)
Akuntan : "Aaa...begini pak. Menurut analisa saya, usaha fotocopy yang rencananya
akan bapak buka sebaiknya dilupakan saja."
Pria : "Lho kenapa pak ?"
Akuntan : "Setelah saya hitung-hitung tadi, dari modal, penghasilan maksimal yang
akan bapak peroleh per harinya, pengeluaran ongkos-ongkos, belum lagi
perawatan mesin, sepertinya modal bapak tidak akan balik, bahkan akan
hilang seiring dengan usia mesin fotocopy bapak, yang sudah pasti bakal
mengalami kerusakan."
Pria itu bengong melongo, mendengar nasihat dari sang Akuntan. Pria itu bicara dalam hati.
Pria : "Masa sih seperti itu, ah...aku gak percaya, banyak koq tempat-tempat
usaha fotocopy yang berhasil. Ternyata gak ada gunanya aku datang ke
Akuntan ini, bukannya memberi semangat, eee malah disuruh gak batalkan
niat untuk buka usaha."
Lalu si pria berkata pada Akuntan.
Pria : "Pak, pokoknya saya akan tetap buka usaha fotocopy, saya yakin pasti
bakalan sukses."
Akuntan : "Eh...bapak meragukan keilmuan saya ya ?"
Pria : "Ah nggak, bapak pintar koq, ahli akuntansi..."
Akuntan : "Tapi kenapa bapak tidak mau menuruti nasihat saya ?"
Pria : "Bukannya saya tidak menuruti nasihat bapak, tapi cuma mau melupakannya
saja."
Akuntan : "Ya terserah anda, tunggu saja kebangkrutan anda."
Pria : "Ok, terima kasih atas doanya, saya permisi dulu." (ngeluyur keluar)
Akuntan : "Eeeeh...pak, pak, bayar dulu, anda harus bayar biaya konsultasi,
saya kan belajar akuntansi gak gratis pak."
Itu adalah kisah Sang Akuntansi dengan pria yang ingin buka usaha
fotocopy. Mau tau kisah selanjutnya, tunggu setelah yang satu ini...
Pada hari berikutnya, kembali datang seorang pria yang lain ke kantor sang Akuntan, maksudnya sama, konsultasi masalah usaha.
Pria : "Selamat siang pak."
Akuntan : "Selamat siang, ada yang dapat saya banting (maksudnya : bantu)."
Pria : "Begini pak, saya mau beli mobil angkot, ya...supaya ada penghasilan lah.
Tolong bapak hitungkan, apa kira-kira usaha saya nantinya bakalan
untung."
Akuntan : "OK."
Akuntan : "Menurut analisa saya, setelah dihitung-hitung, sebaiknya bapak urungkan
niat untuk beli mobil angkot, bapak nanti pasti akan rugi. Coba
perhatikan sekarang sudah banyak orang yang punya kendaraan sendiri,
otomatis usaha angkot prospeknya kurang menguntungkan."
Pria : "Masa sih pak ?"
Akuntan : "Percaya saja sama saya, saya ahli koq itung-itungan begini."
Pria : "Baik, terima kasih pak, saya permisi dulu."
Kembali lagi pria yang kedua ini tidak percaya dengan perkataan sang Akuntan, dan tetap nekad untuk membeli mobil angkot.
Waktu terus berjalan, setahun kemudian....
Di sebuah area pertokoan, sang Akuntan mendatangi sebuah toko layanan
fotocopy yang cukup besar dan ramai pengunjung, dengan maksud ingin
memfotocopy berkas-berkas penting.
Sang Akuntan kaget saat akan membayar fotocopyan. Ternyata yang melayani
pembayaran adalah pria yang dulu konsultasi ke kantornya mengenai usaha
fotocopy, pria itu adalah pemilik toko layanan fotocopy yang besar dan
ramai ini.
Akuntan : "Kalau tidak salah dulu bapak pernah konsultasi ke kantor saya ya kan?"
Pria : "Oh ya, bagaimana kabarnya pak Akuntan."
Akuntan : "Pak ini benar toko bapak ?"
Pria : "Benar pak."
Akuntan : "Bagaimana ceritanya, koq toko bapak bisa sebesar dan seramai ini."
Pria : "Resepnya gak banyak koq pak. Pertama gak usaha percaya sama bapak, tapi
percaya pada Tuhan saja, kedua nekad bulatkan tekad, ketiga ACTION."
Akuntan : "Berapa bayarnya ini pak ?"
Pria : "Buat bapak gratis saja lah...kan dulu saya belum bayar konsultasi."
Akuntan : "Terima kasih kalau begitu." (sambil malu-malu...meong !!!)
Tiba saatnya sang Akuntan balik lagi ke kantornya, tapi berhubung hari
ini gak bawa mobil (sebenarnya sih sudah dijual buat nerusin hidup, he
he he...), akhirnya sang Akuntan menyetop sebuah mobil angkot. Kembali
lagi sang Akuntan terkaget untuk yang kedua kalinya. Kenapa hayooo,
sudah bisa nebak ? BETUL...sang Akuntan bertemu dengan pria yang dulunya
mau beli mobil angkot untuk usaha.
Akuntan : "Bapak yang dulu pernah ke kantor saya kan pak ?"
Pria : "Oh ya...pak. Saya dulu yang minta nasihat kepada bapak atas usaha
yang ingin saya jalani."
Akuntan : "Loh...bapak tidak mendengar nasihat saya ya ?"
Pria : "Saya dengarkan sih pak, cuma nggak saya turuti."
"Kalau saya turuti saya gak bakalan punya 5 mobil angkot seperti sekarang
ini."
Akuntan : "Haaa...5 mobil angkot !!!???"
Pria : "Bener pak."
Singkat cerita sang Akuntan tiba di kantornya.
Di ruang kerjanya sang Akuntan bingung sendiri, apa yang salah dengan
ilmu akuntansiku. Padahal menurut hitungan usaha fotocopy dan usaha
mobil angkot gak bakalan bawa keuntungan.
Sang Akuntan penasaran, dan cari tahu apa penyebab kesalahan analisa dari ilmu akuntansinya.
Setelah mencari-cari informasi mengenai usaha fotocopy dan usaha mobil
angkot yang dijalani oleh pria-pria yang dulu berkonsultasi padanya,
akhirnya didapatkan kesimpulan. Kesimpulan yang menyadarkan Sang
Akuntan, yang selama ini terlalu pintar sehingga lupa akan satu hal,
yaitu PELUANG. Ya peluang memang tidak dapat dihitung dengan ilmu
akuntansi. Memang kalau dihitung, kalau hanya usaha fotocopy tentu akan
rugi, tapi disamping usaha fotocopy ada usaha lainnya yang merupakan
peluang yang dapat disandingkan dengan usaha fotocopy, seperti
laminating, penjilidan, jual makanan minuman ringan, jual buku dan
alat-alat tulis. Tentunya akan mendatangkan hasil yang banyak.
Kesimpulan sang Akuntan kedua, mengenai usaha mobil angkot, tetap
kesimpulannya adalah PELUANG yang tidak dihitung. Kalau mobil angkot
hanya untuk mengangkut penumpang, tentu rugi dong, tapi peluang untuk
mobil angkot ini adalah, mobil angkot dapat digunakan untuk mengangkut
barang-barang tetangga, kerabat, kenalan yang mau pindah rumah, belum
lagi tiap pagi subuh, mobil angkot ini dapat digunakan mengangkut
barang-barang dagangan ke pasar, tentunya ini bakal ada langganan tetap,
iya kan.
Dengan wajah ceria sang Akuntan berteriak di ruang kantornya, "SElAMAT
DATANG PELUANG, SELAMAT DATANG KESUKSESAN, AKU MENYUSULMU..."
Akhir cerita sang Akuntan membuka sebuah usaha toko mainan anak-anak,
berdasarkan analisa dari peluang yang muncul di benaknya. Dan sekarang
Sang Akuntan sukses dengan usaha toko mainan anak-anak, sukses pula
dengan karirnya sebagai Akuntan. Selama ini sang Akuntan memberikan
nasihat kepada kliennya hanya berdasarkan ilmu yang diperoleh dari
bangku kuliah, tapi kali ini, sang Akuntan memberikan nasihat
berdasarkan pengalaman keberhasilannya. Banyak pengusaha-pengusaha yang
sukses karena nasihat-nasihatnya. Sang Akuntan mendapatkan 3 penghasilan
sekaligus, yakni menjadi Akuntan yang laris, menjadi mentor dan
motivator pada seminar-seminar bisnis, dan menjadi pemilik toko mainan
terbesar di kotanya.
Semoga kisah ini menjadi inspirasi bagi anda untuk memulai usaha dengan
menemukan peluang-peluang yang ada untuk segera ditangkap dan jangan
biarkan berlalu.
SALAM SUKSES BUAT ANDA DAN KITA SEMUA, AMIIN...
No comments:
Post a Comment